Jumat, 01 April 2011

Manfaat Daun Pepaya

1. Sebagai Obat jerawat.
membuatnya menjadi masker.
Cara membuat maskernya : ambil 2-3 lembar daun pepaya yang sudah tua.Kemudian jemur dan tumbuk sampai halus. Tambahkan satu setenagh sendok air, baru deh dapat di manfaatkan untuk muka penuh jerawatmu.
2. Manfaat Memperlancar pencernaan
Daun dari tumbuhan pepaya memiliki kandungan kimia senyawa karpain. Zat itu dapat membunuh mikroorganisme yang sering mengganggu fungsi pencernaan.
3. Menambah nafsu makan
Manfaat ini terutama untuk anak-anak yang sulit untuk makan. Ambil daun pepaya yang segar dan memiliki ukuran sebesar telapak tangan. Kalau sudah ketemu tambahkan sedikit garam dan air hangat setengah cangkir. Campur semua lalu diblender. Kemudian saring airnya, nah air itulah yang dapat dimanfaatkan untuk menambah nafsu makan.
4. Demam berdarah
Siapa sangka kalau pepaya juga dapat untuk menyembuhkan demam berdarah. Coba ambil 5 lembar daun. Tambahkan setengah liter air lalu direbus. Ambil air tersebut jika sudah tertinggal seperempatnya saja. 5. Nyeri haid
Wanita jawa zaman dulu sering memanfaatkan daun pepaya untuk mengobati nyeri haid. Cukup Ambil 1 lembar daun saja, Tambahkan asam jawa dan garam. Lalu campur dengan segelas air dan Rebus. Dinginkan sebelum meminum ramuan pepaya tersebut.
6.Anti kanker
Hal ini masih belum pasti, tapi dari beberapa penelitian bahwa manfaat daun pepaya juga dapat dikembangkan sebagai anti kanker. Sebenarnya bukan hanya daunnya saja melainkan batang pepaya juga dapat digunakan. Karena kedanya memiliki milky latex (getah putih seperti susu).

Selasa, 29 Maret 2011

Pedoman Praktis Beternak Ayam Kampung Pedaging

Pedoman Praktis Beternak Ayam Kampung Pedaging

Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
  • Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
  • Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
  • Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
  1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
  2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
  3. Melakukan vaksinasi secara teratur
  4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
  5. Manajemen pemeliharaan yang baik

Senin, 28 Maret 2011

TEKNOLOGI BROILER UNTUK AYAM KAMPUNG

TEKNOLOGI BROILER UNTUK AYAM KAMPUNG


Sebenarnya, yang lebih dulu diterapkan dalam budidaya ayam kampung justru teknologi layer (ayam petelur). Induk ayam kampung diisolasi dalam kandang baterai (satu petak kandang pas untuk satu ekor ayam. Diberi pakan layer, diberi egg stimulant dan telurnya bisa dijual sebagai telur ayam kampung. Namun tukang jamu, baik yang di kios maupun jamu gendong keliling, akan tahu bahwa telur ayam kampung tersebut merupakan hasil budidaya ayam ras petelur. Harga telur ayam kampung yang dipelihara dengan cara layer ini, lebih mahal dibanding telur ayam ras, namun lebih murah dibanding telur ayam kampung yang benar-benar hidup liar di kampung-kampung.
Teknologi pemeliharaan ayam ras inilah yang kemudian juga dicoba untuk ayam kampung pedaging. Mulai dari breeding farmnya sampai ke pembesaran DOCnya (Day Old Chick = anak ayam umur sehari), semua menggunakan teknologi broiler. Namun yang dipelihara adalah ayam kampung. Breeding farmnya berupa kandang ren dengan enam sd. delapan induk betina (babon) dan satu induk jantan (jago). Pakan yang diberikan 100% pakan layer. Namun ke dalam minumannya tidak boleh ditambahkan egg stimulant. Meskipun produktivitas telur akan meningkat, namun kualitas telurnya akan menurun. DOC yang dihasilkan akan cacat. Sulit untuk keluar dari dalam telur, kakinya pengkor dll. cacat fisik.
Ras ayam kampung yang paling ideal untuk dipelihara adalah kedu. Baik kedu hitam maupun kedu putih. Sebagai pedaging, kedu hitam lebih menarik bagi konsumen. Selain kedu, kita juga bisa menyeleksi ras-ras unggul lokal. Menurut pengalaman para peternak, induk betina warna lurik cokelat kehitaman atau keabu-abuan, kualitasnya paling baik sebagai induk betina. Seleksi induk ini mutlak diperlukan sebab faktor ini akan sangat menentukan tingkat keberhasilan agribisnis ayam kampung selanjutnya. Sebagai pedoman, produktivitas telur ayam kampung yang dipelihara dengan teknologi broiller antara 15 sd. 35%. Artinya, dengan populasi induk betina 100 ekor, tiap harinya harus dihasilkan telur antara 15 sd. 35 butir. Lebih dari 35 butir per hari ada kemungkinan kualitas telur tatas akan menurun. Kurang dari 15 butir kegiatan akan merugi.
Induk betina 100 ekor, memerlukan induk jantan sebanyak 15 ekor. Dengan rasio jantan betina 1: 6 sd. 1 : 8. Hingga populasi satu unit pemeliharaan broiller kampung sebanyak 115 ekor. Dengan harga satu ekor ayam bibit Rp 20.000,- per ekor, maka investasi untuk satu unit peternakan tersebut Rp 2.300.000,-   Kandang yang diperlukan 16 petak berhadap-hadapan (8 - 8). Ukuran tiap unit kandang 4 X 9 dengan bagian beratap 4  X 4 dan 4 X 5 terbuka. Di bagian tengahnya dibuat jalur jalan bagi petugas kandang selebar 2 m. Hingga total luas kandang = 32 X 20 m = 640 m². Bagian yang beratap dan tertutup (untuk tidur dan bertelur) 256 m², bagian terbuka (diberi pagar kawat atau bambu) 320 m² dan jalur jalan di tengah 64 m.² Pagar bambu atau kawat harus diberi seng, fiber atau gedek setinggi 1 m. agar jago maupun babon antar unit kandang tidak bertarung.
Selain unit kandang induk yang juga diperlukan adalah unit penetasan, unit indukan, unit pembesaran anak dan unit karantina. Total bangunan kandang, gudang  dan rumah penjaga yang diperlukan paling sedikit seluas 500 m². Hingga total luas lahan yang diperlukan sekitar 1.500 m². Selain kandang, fasilitas pendukungnya adalah sumur atau sumber air lainnya, sambungan listrik 2.200 watt, jalur jalan minimal makadam yang bisa dimasuki pickup. Lokasi tidak berdekatan dengan perumahan hingga aroma kotoran tidak mengganggu. Untuk merancang unit peternakan ayam kampung dengan sistem broiler ini, memang diperlukan sebuah proyek proposal berdasarkan kondisi riil di lokasi. Namun perkiraan investasi sewa lahan, membangun kandang, pasang listrik, memantek sumur, membeli mesin tetas, induk ayam dan pakan minimal untuk 3 bulan, sekitar Rp 30.000.000,-      
Satu unit kandang breeder mampu nenampung antara 6 sd. 8 ekor babon dengan satu jago. Satu unit kandang demikian akan mampu memproduksi telur tetas antara 300 sd. 700 butir per 21 hari (satu periode penetasan). Yang layak tetas hanya 80% dari jumlah tersebut. Hingga untuk tiap unit kandang, peternak harus menyediakan mesin tetas dengan kapasitas 200 butir telur sebanyak 4 unit. Secara bergiliran mesin tetas ini akan mampu menampung telur yang dihasilkan. Daya tetas normal idealnya 80% hingga DOC yang dihasilkan per bulan antara 280 sd. 650 ekor. Dengan mortalitas maksimal 5%, maka produksi ayam potong umur 70 hari sebanyak 266 sd. 617 ekor. Target yang harus dipatok adalah antara 250 sd. 600 ekor atau angka tengahnya (terget minimal) 425 ekor ayam kampung potong umur 70 hari per bulan.
Dengan rotasi rutin ayam keluar umur 70 hari (2 bulan 10 hari), maka populasi anak ayam yang ada di peternakan sekitar 1.000 ekor. Porsi pakannya rata-rata 40 gram per hari.  Sementara induknya rata-rata 75 gram per hari. Dengan harga pakan rata-rata Rp 2.250,- per kg. maka kebutuhan pakan per bulan sekitar Rp 2.700.000,- Dengan harga anak ayam potong umur 70 hari @ ekor Rp 9.000,- maka pemasukan per bulan sesuai dengan target minimal adalah Rp 3.825.000,- Kalau pemasukan hanya mencapai target minimal maka marjin yang diperoleh baru bisa menutup biaya penyusutan kandang, alat, gaji karyawan, listrik dll. Sebab selisih antara biaya pakan dengan pendapatan hanyalah Rp 1.125.000,- Keuntungan akan dicapai apabila produksi ayam potong bisa mendekati angka 500 ekor per bulan.
Dalam usaha peternakan ini, ayam induk tidak perlu disusutkan. Sebab setelah produktivitasnya menurun, ayam induk ini bisa segera diafkir dengan tingkat harga lebih tinggi dari rata-rata harga ayam kampung pada umumnya. Hasil yang belum diperhitungkan adalah telur afkir (yang tidak layak tetas) dan kotoran ayam. Pengelolaan peternakan ini cukup dilakukan oleh dua tenaga kerja yang diberi upah bulanan Rp 300.000,- per orang ditambah bonus sesuai target yang dicapai. Pekerjaan rutin yang harus dilakukan mulai dari memberi makan induk dan anak, mengambil telur, mengontrol mesin tetas, mengontrol indukan untuk membesarkan DOC, dan menggemukkan anak ayam sampai siap jual.
Pemberian pakan dan minum dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore hari. Sambil memberi makan ayam, dilakukan pengambilan telur. Telur langsung diseleksi. Seleksi pertama berdasarkan penampakan kulit telur, bentuk dan ukuran. Telur yang terlalu kecil atau terlalu besar serta yang kulitnya tidak sempurna harus diafkir. Selanjutnya dilakukan peneropongan dengan lampu. Telur yang tidak fertil juga harus diafkir. Hingga yang disimpan hanyalah telur dengan ukuran, bentuk dan kulit standar serta fertil. Telur ini dikumpulkan dalam wadah, ditaruh di tempat teduh serta aman, dan menunggu sampai satu minggu untuk dimasukkan ke dalam mesin tetas.
Dengan empat mesin tetas kapasitas 200 butir telur, maka pemasukan telur bisa rutin dilakukan seminggu sekali. Telur yang dimasukkan pada minggu I di mesin tetas nomor 1, akan menetas pada akhir minggu III atau awal minggu IV. Pada waktu itulah dimasukkan telur periode IV di mesin tetas nomor 4. Maksudnya agar mesin tetas nomor 1 sempat dibersihkan dan diistirahatkan. Pada akhir minggu IV, telur periode II dalam mesin tetas nomor 2 siap menetas. Pada waktu itulah telur periode V dimasukkan ke mesin tetas nomor 1 yang telah dibersihkan dan diistirahatkan. Demikian seterusnya hingga seluruh telur yang dihasilkan dari 100 ekor induk akan siap untuk ditetaskan. Kalau produksi telur normal, maka dalam satu minggu akan terkumpul minimal 100 butir dan maksimal 200 butir.
DOC yang baru menetas, harus segera ditaruh dalam indukan. Indukan yang paling hemat berupa bangunan ukuran 5 X 8 m. yang masif berdinding tembok batako atau papan kayu, dengan lantai diberi litter sekam dan berplafon. Ruangan ini disekat-sekat dengan triplek setinggi 0,5 m. untuk memisahkan DOC sesuai dengan umurnya. Namun bisa juga dibiarkan berupa los. Pemanas yang digunakan bisa berupa lampu minyak pada peternakan ayam broiller, namun saat ini banyak peternak yang tertarik untuk menggunakan pemanas kompor berbahan bakar batubara. Biaya bahan bakar batubara jauh lebih murah dibanding dengan pemanas dari minyak tanah. Pemanas dari listrik jarang sekali digunakan untuk indukan. Pemanas listrik berupa kawat nikelin hanya digunakan untuk pemanas mesin tetas.
Pakan dan air minum di ruang indukan, ditaruh dalam wadah pakan broiller. Pakan dan air minum harus tersedia selama 24 jam. Hingga sebelum habis harus ditaruh lagi. Jenis pakannya pakan starter yang kandungan proteinnya sangat tinggi. DOC hanya berada dalam ruang indukan selama dua sampai dengan tiga minggu. Selanjutnya mereka dipindah ke kandang pembesaran berupa kandang ren. Mereka yang tampak lemah dan belum siap untuk dipindah ke kandang pembesaran, tetap dibiarkan dalam ruang indukan. Pakan di kandang pembesaran berupa pakan broiller. Pada umur dua bulan, ayam mulai diseleksi untuk dijual. Pada umur 70 hari pun, tidak semua ayam dijual. Mereka yang sudah mencapai bobot 5 ons lah yang siap untuk dijual.
Harga ayam kampung yang dipelihara dengan sistem broiller, lebih murah dibanding dengan ayam kampung asli yang hidup liar di pedesaan, atau yang dikandangkan tetapi tetap diberi pakan jagung, gabah dan pakan alami lainnya. Para pedagang ayam akan segera tahu, apakah ayam kampung umur 70 hari itu diberi pakan jagung dan gabah, atau diberi konsentrat. Namun harga ayam kampung broiller ini tetap lebih mahal dibanding dengan ayam broiller dengan bobot sama. Salah satu keuntungan pemeliharaan ayam pedaging kampung dengan menggunakan sistem broiller adalah, peternak bisa memproduksi DOC sendiri. Hingga tingkat ketergantungan peternak pada agroindustri modern menjadi terkurangi. Tingkat keuntungan peternak akan semakin tinggi apabila mereka meramu pakan sendiri dengan membeli tepung ikan, jagung giling, bungkil, dedak, tepung tulang, tepung darah dll. (R) * * *  
 

Cara Membuat Telor Asin

Berikut ini adalah cara-cara Membuat Telur Asin
Bahan-bahan
  1. Telur : 5 Kg
  2. Bubukan Batu Merah : 7 Kg
  3. Garam Dapur Halus : 7 Kg
  4. Air Bersih : secukupnya
Cara Pembuatan Telor Asin
  1. Bubukan batu merah dan garam dapur dicampur menjadi satu ditambah dengan sedikit air sehingga berbentuk pasta
  2. Telor dicuci sampai bersih kemudian dioles dengan adonan yang sudah tersedia.
  3. Telur tersebut ditata didalam wadah, sisa pasta adonan ditutupkan diatas tatanan telur
  4. Telur direndam didalam adonan selama 1 minggu
  5. Setelah 1 minggu telur dapat dibongkar serta dicuci dan dapat dimasak.